4 Golongan Manusia Hidup Penuh Penyesalan

 

Dalam sejarah perkembangan manusia dari semenjak Nabi Adam as. diciptakan Allah SWT sebagai makhluk pertama yang paling sempurna diantara makhluk yang lainnya, ternyata dia juga adalah manusia yang pertama kalinya menyatakan kata “penyesalan” menyesali perbuatan, yaitu ketika dia melanggar larangan Allah memakan buah khuldi karena tidak bisa menahan ajakan, godaan serta rayuan maut iblis, hingga akhirnya Allah memberi hukuman yaitu diusir dari syurga yang penuh dengan rahmat dan karunia yang tak terhingga, ke dunia yang fana yang penuh dengan penyesalan.

Maka ketika dia menginjakkan kaki yang pertama kalinya di alam fana, dia sadar akan kesalahan yang telah dilakukannya lalu ia bertaubat kepada Sang Penerima Taubat dan mengatakan penyesalannya, lalu Allah memberi ampunan kepadanya.

Dari uraian di atas jelas sekali bahwa ternyata manusia sangat dekat sekali dengan kata penyesalan, banyak sekali yang terjadi dalam kehidupan kita sehari yang disaksikan oleh mata kita sendiri; baik itu disebabkan karena kegagalan yang menyesal karena sebelumnya tidak sungguh-sungguh, kesiangan yang menyesal karena tidurnya terlalu malam, jadi pengangguran yang menyesal karena tadinya malas bekerja, sakit yang menyesal karena tidak bisa menjaga kesehatan, kecelakaan yang menyesal karena tidak hati-hati serta di adzab Allah yang menyesal karena telah berbuat dosa. Jadi banyak sekali penyesalan yang diakibatkan oleh perbuatan yang dilakukan manusia.

Empat golongan Manusia Hidup dengan Penuh penyesalan, keempat golongan itu diantaranya :

1. Menyesalnya golongan orang kafir karena mereka tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.
Dari point yang pertama, tentunya yang ada dalam benak kita adalah kata mengapa, atau dalam bahasa asingnya biasa disebut “what” yang secara istilah mempunyai arti keinginan seseorang untuk mengetahui alasan dari suatu kejadian, atau disini kita lebih khususkan lagi Mengapa Orang kafir bisa menyesal. Tapi sebelum kita jawab alangkah baiknya kita menjelaskan dulu

Pada dasarnya semua manusia (baik itu orang kafir atau pun orang Islam) pada dirinya mempunyai dua sisi kejiwaan yaitu yang pertama sifat baik dan sifat jelek, sifat baik adalah sifat awal (dasar) yang akan menuntun kita dan melahirkan perbuatan-perbuatan baik ditilai oleh akal atau oleh Allah SWT karena termasuk amalan yang akan mendapatkan pahala, atau bisa disebut bisikan dari para malaikat, sedangkan yang kedua adalah sifat jelek manusia yaitu sifat awal (dasar) yang bisa menuntun kita kedalam perbuatan jelek yang melahirkan perbuatan maksiat, atau bisa disebut sebagai bisikan syetan.

Maka dengan itu akan menjadi suatu kerugian bagi orang kafir di masa hidupnya kalau dia tidak beriman dengan mengucapkan 2 kalimah syahadat atau masuk kedalam “Lingkaran Islam”. Karena di dalam lingkaran inilah adanya suatu aturan hidup yang diatur langsung oleh Dzat yang telah menciptakannya, juga akan adanya pembalasan dari semua perbuatan manusia sebagai wujud dari tanggung jawab semasa hidupnya baik itu perbuatan baik atau perbuatan jelek. Nah orang kafir karena dimasa hidupnya pasti pernah melakukan perbuatan baik dan mungkin bisa juga ditilai oleh Islam perbuatannya itu adalah perbuatan yang ma’ruf (yang akan mendapatkan pahala di akhirat nanti) tapi dia tidak akan mendapatkan pahala karena dia tidak masuk ke dalam lingkaran tadi dengan tidak mengimani Allah dan Rasul-nya. Jelas rugi sekali karena selamanya dia di neraka tidak akan ada yang menyelamatkan dirinya. Tapi andaikata dia telah masuk ke dalam lingkaran Islam, walau perbuatan baiknya hanya sekali saja tapi tetap suatu saat amal baiknya itu karena telah beriman kepada Allah akan menyelamatkan dirinya dari api neraka kalau amalan jeleknya sudah habis. Jadi jelas sangat menyesaaal sekali mereka karena hal itu.


2. Menyesalnya golongan orang beriman yang tidak mau beramal sholeh
Ada dua alasan mengapa orang yang beriman tidak mau melaksanakan /mengumpulkan amalan kebaikan:
a) Karena memang dia tidak tahu ilmunya jadi tidak bisa membedakan mana amalan yang berpahala dan mana amalan yang tidak berpahala. Jadi kesempatan untuk dia berbuat amalan yang berpahala itu sangat sedikit sekali karena banyak yang tidak tahu ketimbang tahunya. Jadi boro-boro melakukan untuk mengetahui mana amalan baik dan tidak pun dia tidak mengetahuinya atau mengenalinya, atau ada istilah takkenal makanya tak sayang kalau tak tau besar pahalanya maka dia tidak merasa kerugian dengan tidak melaksanakan.
b) Karena sudah sifat dia sendiri merasa berat mengumpulkan amalan kebaikan itu, karena kalau kita lihat melakukan amal perbuatan yang sholeh itu identik dengan melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya juga menjauhi larangannya, jadi jelas sekali akan sulitnya betapa susahnya kita mengumpulkan amalan kebaikan kalau kita sendiri.
Adapun golongan ini menyesali karena sedikitnya amal kebaikan mereka dibanding amal Jeleknya jadi jelas golongan yang seperti ini akan menjadi penghuni neraka dulu.

3. Menyesalnya golongan orang yang beriman, beramal tetapi amalnya tidak diganjar oleh Allah SWT.
“Dalam ajaran Islam ada dua sikap yang harus dilakukan seorang muslim yang baik dalam menghadapi masalah, yang pertama jika ia berhadapan dengan masalah mu’amalah maka ia harus mencari dalil yang melarangnya, yang kedua jika dia berhadapan dengan masalah ibadah maka dia harus mencari dalil yang memerintahkannya. Argumen seperti itu tidak salah karena memang dalam Ajaran Islam kalau suatu perbuatan sudah menyangkut masalah ibadah itu harus jelas sekali dalil yang memerintahkannya (baik wajib atau sunat) dan kalau suatu perbuatan yang tidak ada dalil yang memerintahkan dalam masalah ibadah itu tidak akan ada pahala melainkan akan menjadi dosa bagi yang melakukannya. Contohnya seperti: Jumlah Raka’at Shalat Shubuh itu 2 Rakaat, tetapi kita merasa bahwa 2 rakaat dengan tiga rakaat kan banyakan 3 rakaat tentu menurut akal sehat kita tentu baik dari pada yang sedikit pahalanya, tetapi kalau ditilai oleh ajaran Islam yang sesungguhnya adalah bagusan 2 rakaat karena memang yang diperintah oleh Allah dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW itu adalah 2 rakaat maka 2 rakaatlah yang akan menambah amalan kita. Sedang yang shalat shubuhnya 3 rakaat walaupun baik menurut akal sehat kita tapi dia tidak akan mendapatkan pahala karena telah menyelewengkan perintah dan menganggap ajaran islam itu belum sempurna dan harus disempurnakan oleh akal.
Maka dengan ini kita dituntut wajib untuk mencari ilmu agama yang diantaranya adalah untuk hal semacam ini, yaitu supaya ibadah yang kita lakukan itu akan benar-benar adalah suatu perintah dan benar-benar kita akan memperoleh pahala di akhirat nanti.jangan sampai kejadian menimpa kita yaitu kita merasa amal kebaikan kita telah banyak kita lakukan tapi ketika kita ingin merasakan pahala dari amalah kita ternyata malah siksaan dari allah karena ibadah yang kita lakukan ternyata termasuk bid’ah (amalan yang dinilai ibadah tetapi tidak ada perintah/contoh dari Allah dan Rasulnya.

4. Menyesalnya golongan orang yang beriman, beramal, dan amalnya dicatat oleh Allah sebagai amalan yang akan mendapatkan pahala, tetapi dia tidak bisa merasakan/menikmatinya pahalanya itu dihari pembalasan, karena ia beramal dengan amal yang tidak dicontohkan Allah dan Rasul-Nya. Atau dia beramal tanpa keikhlasan.

Demikian artikel mengenai golongan manusia hidup penuh penyesalan. Mudah-mudahan kita dijauhkan dari sifat-sifat buruk empat golongan tersebut di atas.
4 Golongan Manusia Hidup Penuh Penyesalan 4.5 5 Srima Pom Mini 4 Golongan Manusia Hidup Penuh Penyesalan Dalam sejarah perkembangan manusia dari semenjak Nabi Adam as. diciptakan Allah SWT sebagai makhluk pertama yang paling sempurna diantara m...


Copyright © Sri Mayanti. All Rights Reserved.   Pasar Harga Desain oleh asep iwan